Minggu, 29 April 2012

sistem koloid


SISTEM KOLOID
I.                   Tujuan                    : Mengetahui perbedaan larutan, koloid dan suspensi.

II.                Tinjauan teoritis     :
·         Sistem Dispersi
Bila suatu zat dicampurkan dengan zat lain, maka akan terjadi penyebaran secara merata dari suatu zat ke zat yang lain yang disebut dengan sistem dispersi. Tepung kanji jika dimasukkan ke dalam air panas maka akan membentuk sistem dispersi, dengan air sebagai “medium pendispersi” dan tepung kanji disebut “zat terdispersi”. Berdasarkan ukuran partikelnya, sistem dispersi dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu:
a.      Suspensi
Dalam ilmu kimia, suspensi (Inggris: suspension) adalah suatu campuran fluida yang mengandung partikel padat. Atau dengan kata lain campuran heterogen dari zat cair dan zat padat yang dilarutkan dalam zat cair tersebut. Partikel padat dalam sistem suspensi umumnya lebih besar dari 1 mikrometer sehingga cukup besar untuk memungkinkan terjadinya sedimentasi. Tidak seperti koloid, padatan pada suspensi akan mengalami pengendapan/sedimentasi walaupun tidak terdapat gangguan.
Suspensi cairan atau padatan (dalam jumlah kecil) di dalam gas disebut sebagai aerosol. Contoh sistem aerosol dalam kehidupan manusia adalah debu di atmosfer.
Suspensi Merupakan sistem dispersi dimana partikel yang relative berukuran besar tersebar merata di dalam medium pendispersinya. Pada umumnya sistem dispersi merupaka campuran yang heterogen, sebagai contoh adalah endapan hasil reaksi atau pasir yang dicampur ke dalam air. Dalam sistem dispersi tersebut partikel – partikel terdispersi dapat diamati dengan mikroskop dan bahkan dengan mata telanjang.
ciri – ciri:
- 2 fase
- keruh
- heterogen
- diameter partikel: >100 nm
- dapat disaring dengan kertas saring biasa
- memisah jika didiamkan
Contoh – contoh suspensi
·         Lumpur di mana tanah, dan lempung tersuspensi di air.
·         Tepung dapat tersuspensi di air.
·         Kabut yaitu sistem air yang tersuspensi di udara.
·         Cat
·         Suspensi debu kapur di udara.
·         Suspensi partikel di udara.
·         campuran pasir dengan air
·         sirup obat batuk
b.      Larutan
Dalam kimia, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi.
Contoh larutan yang umum dijumpai adalah padatan yang dilarutkan dalam cairan, seperti garam atau gula dilarutkan dalam air. Gas juga dapat pula dilarutkan dalam cairan, misalnya karbon dioksida atau oksigen dalam air. Selain itu, cairan dapat pula larut dalam cairan lain, sementara gas larut dalam gas lain. Terdapat pula larutan padat, misalnya aloi (campuran logam) dan mineral tertentu.
Larutan Merupakan sistem dispersi yang ukuran partikelnya sangat kecil, sehingga tidak dapat diamati antara partiel pendispersi dengan partikel terdispersi walaupun menggunaan mikroskop dengan tingkat pembesaran yang tinggi (mikroskop ultra). Tingkat ukuran partikel larutan adalah molekul atau ion-ion, sehingga larutan merupakan campuran yang homogen yang susah dipisahkan menggunakan penyaringan dan alat sentrifuge.
Konsentrasi larutan
Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan pelarut di dalam larutan. Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah total zat dalam larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah pelarut. Contoh beberapa satuan konsentrasi adalah molar, molal, dan bagian per juta (part per million, ppm). Sementara itu, secara kualitatif, komposisi larutan dapat dinyatakan sebagai encer (berkonsentrasi rendah) atau pekat (berkonsentrasi tinggi).
Ciri – ciri:
- 1 fase
- jernih
- homogen
- diameter partikel:  <1 nm
- tidak dapat disaring
- tidak memisah jika didiamkan

c.       Koloid
Berasal dari kata “kolia” yang dalam bahasa Yunani berarti “lem”. Istilah koloit pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Graham (1861) berdasarkan pengamatannya pada gelatin yang merupakan Kristal tetapi sukar mengalami difusi. Koloid atau disebut juga dispersi koloid atau sistem koloid sebenarnya merupakan sistem dispersi dengan ukuran partikel yang lebih besar dari pada larutan.
Ciri – ciri:
- 2 fase
- keruh
- antara homogen dengan heterogen
- diameter partikel: 1 nm<d<100 nm
- tidak dapat disaring dengan penyaring biasa, melainkan dengan penyaring ultra
- tidak memisahkan jika didiamkan

Fase Terdispersi
Medium pendispersi
Jenis Koloid
Contoh
Padat
Cair
Gas
Padat
sol padat
emulsi padat
busa padat
Mutiara, kaca warna
Keju, mentega
Batu apung, kerupuk
Padat
Cair
Gas
cair
Sol, gel
Emulsi
Busa
Pati dalam air, cat, jeli
Santa, susu, mayones
Krim, pasta
Padat
Cair
Gas
Aerosol padat
Aerosol cair
Debu, asap
Kabut, awan
·         Sistem Koloid
Sistem koloid (selanjutnya disingkat "koloid" saja) merupakan suatu bentuk campuran (sistem dispersi) dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1 - 100 nm), sehingga terkena efek Tyndall. Bersifat homogen berarti partikel terdispersi tidak terpengaruh oleh gaya gravitasi atau gaya lain yang dikenakan kepadanya; sehingga tidak terjadi pengendapan, misalnya. Sifat homogen ini juga dimiliki oleh larutan, namun tidak dimiliki oleh campuran biasa (suspensi).
Koloid mudah dijumpai di mana-mana: susu, agar-agar, tinta, sampo, serta awan merupakan contoh-contoh koloid yang dapat dijumpai sehari-hari. Sitoplasma dalam sel juga merupakan sistem koloid. Kimia koloid menjadi kajian tersendiri dalam kimia industri karena kepentingannya.
Macam-macam koloid
Koloid memiliki bentuk bermacam-macam, tergantung dari fase zat pendispersi dan zat terdispersinya. Beberapa jenis koloid:
·         Aerosol yang memiliki zat pendispersi berupa gas. Aerosol yang memiliki zat terdispersi cair disebut aerosol cair (contoh: kabut dan awan) sedangkan yang memiliki zat terdispersi padat disebut aerosol padat (contoh: asap dan debu dalam udara).
·         Sol Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair. (Contoh: Air sungai, sol sabun, sol detergen dan tinta).
·         Emulsi Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain, namun kedua zat cair itu tidak saling melarutkan. (Contoh: santan, susu, mayonaise, dan minyak ikan).
·         Buih Sistem Koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair. (Contoh: pada pengolahan bijih logam, alat pemadam kebakaran, kosmetik dan lainnya).
·         Gel sistem koloid kaku atau setengah padat dan setengah cair. (Contoh: agar-agar, Lem).
Sifat-sifat Koloid
·         Efek Tyndall
Efek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikel-partikel koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran molekul koloid yang cukup besar. Efek tyndall ini ditemukan oleh John Tyndall (1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Oleh karena itu sifat itu disebut efek tyndall.
Efek tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat larutan sejati disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid, cahaya akan dihamburkan. hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati.


·         Gerak Brown
Gerak Brown ialah gerakan partikel-partikel koloid yang senantiasa bergerak lurus tapi tidak menentu (gerak acak/tidak beraturan). Jika kita amati koloid dibawah mikroskop ultra, maka kita akan melihat bahwa partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk zigzag. Pergerakan zigzag ini dinamakan gerak Brown. Partikel-partikel suatu zat senantiasa bergerak. Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan gas( dinamakan gerak brown), sedangkan pada zat padat hanya beroszillasi di tempat ( tidak termasuk gerak brown ). Untuk koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas, pergerakan partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran partikel cukup kecil, maka tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang. Sehingga terdapat suatu resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak Brown.
Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown yang terjadi. Demikian pula, semakin besar ukuran partikel koloid, semakin lambat gerak Brown yang terjadi. Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak ditemukan dalam campuran heterogen zat cair dengan zat padat (suspensi). Gerak Brown juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu sistem koloid, maka semakin besar energi kinetik yang dimiliki partikel-partikel medium pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari partikel-partikel fase terdispersinya semakin cepat. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah suhu sistem koloid, maka gerak Brown semakin lambat.
·         Adsorpsi
Adsorpsi ialah peristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain pada permukaan partikel koloid yang disebabkan oleh luasnya permukaan partikel. (Catatan : Adsorpsi harus dibedakan dengan absorpsi yang artinya penyerapan yang terjadi di dalam suatu partikel). Contoh : (i) Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+. (ii) Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2.
·         Muatan koloid
Dikenal dua macam koloid, yaitu koloid bermuatan positif dan koloid bermuatan negatif.

·         Koagulasi koloid
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid. Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan.
·         Koloid pelindung
Koloid pelindung ialah koloid yang mempunyai sifat dapat melindungi koloid lain dari proses koagulasi.
·         Dialisis
Dialisis ialah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu dengan cara ini disebut proses dialisis. Yaitu dengan mengalirkan cairan yang tercampur dengan koloid melalui membran semi permeable yang berfungsi sebagai penyaring. Membran semi permeable ini dapat dilewati cairan tetapi tidak dapat dilewati koloid, sehingga koloid dan cairan akan berpisah.
·         Elektroforesis
Elektroferesis ialah peristiwa pemisahan partikel koloid yang bermuatan dengan menggunakan arus listrik
III.             Alat dan Bahan      :

Sabtu, 28 April 2012

THANK YOU LORD


THANK YOU LORD
By : DON MOEN & PAUL BELOCHE

D A
I COME BEFORE YOU TODAY,
Em
AND THERE’S JUST ONE THING
Bm
THAT I WANT TO SAY,
G A G A
THANK YOU LORD, THANK YOU LORD
D A
FOR ALL YOU’VE GIVEN TO ME,
Em
FOR ALL THE BLESSINGS
Bm
THAT I CANNOT SEE,
G A G A
THANK YOU LORD, THANK YOU LORD

BRIDGE:
D
WITH A GREATFULL HEART,
A
WITH A SONG OF PRAISE
Bm
WITH AN OUTSTRETCHED ARM,
G
I WILL BLESS YOU’RE NAME.

CHORUS:
D A
THANK YOU LORD,
G A
I JUST WANNA THANK YOU,LORD,
D A
THANK YOU, LORD,
G A pause
I JUST WANNA THANK YOU LORD

THANK YOU LORD
(REPEAT INTRO)
VERSE 2:
D A
FOR ALL YOU’VE DONE IN MY LIFE,
Em
YOU TOOK MY DARKNESS,
Bm
AND GAVE ME YOU’RE LIGHT,
G A G A
THANK YOU LORD, THANK YOU LORD.
D A
YOU TAKE MY SIN AND MY SHAME,
Em
YOU TOOK MY SICKNESS
Bm
AND HEALED ALL MY PAIN
G A G A
THANK YOU LORD, THANK YOU LORD

BRIDGE:
D
WITH A GREATFUL HEART,
A
WITH A SONG OF PRAISE,
Bm
WITH AN OUTSTRETCED ARM,
G
I WILL BLESS YOU’RE NAME.

CHORUS:
D A
THANK YOU LORD,
G A
I JUST WANNA THANK YOU LORD
D A
THANK YOU LORD
G A
I JUST WANNA THANK YOU LORD
D A
THANK YOU LORD
G A
I JUST WANNA THANK YOU LORD
D A
THANK YOU LORD
G A
I JUST WANNA THANK YOU LORD
D A
THANK YOU LORD

(INSTRUMENTAL)
G A G A
THANK YOU LORD, THANK YOU LORD
G A G A
THANK YOU LORD, THANK YOU LORD

BRIDGE:
D
WITH A GREATFULL HEART,
A
WITH A SONG OF PRAISE,
Bm
WITH AN OUTSRETCHED ARM
G
I WILL BLESS YOU’RE NAME

CHORUS 2:
E B
THANK YOU LORD
A B
I JUST WANNA THANK YOU LORD
E B
THANK YOU LORD
A B
I JUST WANNA THANK YOU LORD
E B
THANK YOU LORD
A B
I JUST WANNA THANK YOU LORD
E B
THANK YOU LORD
A B
I JUST WANNA TO THANK YOU LORD
E B
THANK YOU LORD
E B
THANK YOU LORD

VISKOSITAS


BAB I
PENDAHULUAN

1.1            Latar Belakang
            Pemahaman berarti mengerti benar. Pemahaman mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari (W.S. Winkel, 1996: 245). Dalam proses pembelajaran, hal yang harus dimiliki seorang siswa sebaiknya tidak hanya mengetahui tetapi hal yang terpenting adalah memahaminya. Pada setiap materi pelajaran siswa diharuskan untuk memahami materi yang telah diajarkan, namun proses pembelajaran secara teoritis akan membuat siswa hanya sekedar tahu. Oleh sebab itu, dibutuhkan suatu cara yang membuat siswa dapat memahami materi pelajarannya. Praktikum adalah hal yang sesuai untuk siswa agar  dapat memahami materi pelajarannya.  
            Praktikum Viskositas adalah praktikum yang bertujuan memahami materi yang berkaitan dengan Viskositas, serta pengaplikasiaannya. Viskositas adalah kecenderungan untuk menghambat aliran dalam fluida  Dalam kehidupan sehari- hari fluida seperti udara memiliki viskositas rendah, fluida yang lebih rapat seperti air memiliki viskositas lebih tinggi dari pada udara, sedangkan fluida seperti madu dan sirup dicirikan dengan viskositasnya yang tinggi. Lalu, bagaimanakah cara mengetahui dan juga menghitung Viskositas pada beberapa fluida? apa saja inovasi yang mengandalkan Viskositas? dengan praktikum ini siswa dapat memahami materi Viskositas serta mampu menjawab pertanyaan diatas.

1.2            Tujuan Percobaan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menghitung kecepatan benda pada saat di dalam fluida dan membandingkannya pada jenis fluida lain.

1.3            Manfaat Percobaan
1.      Dapat mengetahui kecepatan benda pada saat di dalam fluida.
2.      Siswa dapat mengembangkan keterampilannya langsung di tempat praktikum dengan memahami cara kerja.
3.      Siswa dapat mengembangkan pengalaman praktikum menjadi bahan laporan sebagai suatu sarana informasi.


BAB  II
LANDASAN TEORI

2.1     Pengertian Viskositas
Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik dengan tekanan maupun tegangan. Pada masalah sehari-hari (dan hanya untuk fluida), viskositas adalah "Ketebalan" atau "pergesekan internal". Oleh karena itu, air yang "tipis", memiliki viskositas lebih rendah, sedangkan madu yang "tebal", memiliki viskositas yang lebih tinggi. Sederhananya, semakin rendah viskositas suatu fluida, semakin besar juga pergerakan dari fluida tersebut.
Viskositas menjelaskan ketahanan internal fluida untuk mengalir dan mungkin dapat dipikirkan sebagai pengukuran dari pergeseran fluida. Sebagai contoh, viskositas yang tinggi dari magma akan menciptakan statovolcano yang tinggi dan curam, karena tidak dapat mengalir terlalu jauh sebelum mendingin, sedangkan viskositas yang lebih rendah dari lava akan menciptakan volcano yang rendah dan lebar. Seluruh fluida (kecuali superfluida) memiliki ketahanan dari tekanan dan oleh karena itu disebut kental, tetapi fluida yang tidak memiliki ketahanan tekanan dan tegangan disebut fluide ideal.
Makin besar viskositas suatu fluida, maka makin sulit suatu fluida mengalir dan makin sulit suatu benda bergerak di dalam fluida tersebut. Di dalam zat cair, viskositas dihasilkan oleh gaya kohesi antara molekul zat cair. Sedangkan dalam gas, viskositas timbul sebagai akibat tumbukan antara molekul gas. Viskositas zat cair dapat ditentukan secara kuantitatif dengan besaran yang disebut koefisien viskositas. Satuan SI untuk koefisien viskositas adalah Ns/m2 atau pascal sekon (Pa s). Ketika Anda berbicara viskositas Anda berbicara tentang fluida sejati. Fluida ideal tidak mempunyai koefisien viskositas. Apabila suatu benda bergerak dengan kelajuan v dalam suatu fluida kental yang koefisien viskositasnya, maka benda tersebut akan mengalami
gaya gesekan fluida , dengan k adalah konstanta yang bergantung pada bentuk geometris benda. Berdasarkan perhitungan laboratorium, pada tahun 1845, Sir George Stokes menunjukkan bahwa untuk benda yang bentuk geometrisnya berupa bola nilai k = 6 π r.



Berikut viskositas beberapa fluida:
FLUIDA
VISKOSITAS (N) n.S/
Madu
10
Gliserin
1,50
Darah
2,72 x
Air
1,79 x
Air
1,0055 x
Air
2,82 x
Udara
1,82 x
Hal yang berhubungan dengan viskositas banyak dijumpai dalam teknik, terutama dalam system pelumasan. Minyak pelumas memiliki spesifikasi yang berhubungan dengan kekentalannya yang tercantum dalam kemasannya.
Berdasarkan eksperimen juga diperoleh bahwa koefisien viskositas tergantung suhu. Pada kebanyakan fluida makin tinggi suhu makin rendah koefisien viskositasnya.
a. Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contoh : air
b. Fluida yang lebih kental lebih sulit mengalir, contoh : minyak goreng
                   

BAB III
PROSES PERCOBAAN


3.1     Alat dan Bahan
1.      Kelereng
2.      Neraca
3.      Bensin
4.      Super pel
5.      Air
6.      Lampu panjang
7.      Oli kotor
8.      Stopwatch
9.      Jangka sorong


3.2     Prosedur Percobaan
1.      Mengukur jari – jari kelereng menggunakan jangka sorong.
2.      Menimbang massa kelereng dengan neraca.
3.      Persiapkan stopwatch untuk menghitung waktu.
4.      Hitung tinggi lampu panjang yang akan diisi air.
5.      Isi lampu panjang dengan air.
6.      Masukkan kelereng kedalam lampu dan pada saat itu juga tekan stopwatch dan pada saat kelereng telah sampai pada permukaan lampu lalu matikan stopwatch.
7.      Lihat berapa lama waktu yang diperlukan kelereng hingga sampai ke permukaan lampu.
8.      Ulangi langkah ke 6 dan ke7 pada jenis fluida lain dan usahakan pada waktu memasukkan kelereng ke dalam lampu, kelereng tidak terkena dinding lampu.


BAB VI
PENUTUP
6.1     Kesimpulan
          Kesimpulan yang dapat kami ambil dari praktikum viskositas yaitu bahwa bila sebuah kelereng yang memiliki massa jenis, dilepaskan tanpa kecepatan awal di atas permukaan fluida kental, maka kelereng tersebut bergerak ke bawah dengan kecepatan konstan.