Minggu, 08 April 2012

KOMPOS


Bab I : Pendahuluan.

1.1              Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui, bahwa Indonesia sedang mengalami krisis lingkungan dan krisis pupuk. Krisis lingkungan tersebut diakibatkan karena Indonesia menghasilkan sampah yang sangat banyak sehingga tidak mampu seluruhnya ditempatkan di TPA ( Tempat Pembuangan Akhir ).
Sampah yang dihasilkan berupa organic yaitu sebesar 7,1 % dan anorganik 29%. Tetapi kebanyakan orang membiarkan sampah organic begitu saja karena dianggap tidak berguna ( tidak menghasilkan apa-apa ).
Oleh sebab itu dengan dibuatnya pupuk kompos yang berasal dari sampah organic dapat mengurangi tingkat produksi sampah dalam rumah tangga dan tidak menimbulkan krisis pupuk lagi.
1.2              Rumusan Masalah
            “Apa cara yang dapat dilakukan agar tidak terjadi krisis lingkungan dan krisis pupuk yang diakibatkan oleh sampah agar mendapat keuntungan.”
1.3              Tujuan
Setiap kegiatan yang dilakukan selalu mempunyai tujuan yang pasti. Sama halnya seperti makalah ini yang memiliki tujuan untuk mengetahui bagaimana cara membuat kompos dengan metode Takakura.
1.4              Manfaat.
Manfaat yang dapat kita ambil dari makalah ini adalah :
1.      Dapat mengetahui cara pembuatan kompos dengan metode   Takakura.
2.      Dapat mengetahui kegunaan bahan organic untuk kompos.


Bab II Pembahasan/Isi

2.1 SAMPAH
      2.1.1 Pengertian Sampah
                        Sampah adalah hasil akhir dari aktivitas yang hampir tidak pernah diingat untuk mengelolanya. Hal ini adalah kenyataan yang tidak dapat dipungkiri.
                        Banyak alasan mengapa saat ini kita harus mengelola sampah, antara lain :
·         Sampah yang tidak dikelola menjadi sumber penyakit.
·         Tumpukan sampah sangat mengganggu dari segala estetika, terutama di daerah perkotaan.
·         Paradigma bahwa sampah cukup dikumpulkan dan dibuang ke TPA telah berubah dan harus ditinggalkan karena saat ini muncul paradigma baru bahwa sampah harus diatur, dikelola, dan diselenggarakan oleh semua pihak yang terlibat dengan sampah.
2.1.2 Perubahan Paradigma Terhadap Sampah.
                  Perubahan paradigma terhadap sampah dipicu adanya adanya kesadaran yang timbul akan manfaat pengelolaan sampah.
                  Manfaat yang dihasilkan tidak hanya berupa manfaat pada kesehatan dan estetika, tetapi sebagai berikut :
·         Melestarikan Lingkungan.
Mengurangi jumlah sampah yang ada, dapat mengurangi pembentukan gas rumah kaca yaitu CH4 ( metan ) yang menyebabkan lapisan ozon menipis sehingga pelestarian lingkungan semakin bisa dijaga meski tidak bisa dikendalikan.
·         Sampah yang dikelola dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organic dll.
2.1.3 Solusi Mengurangi Sampah.
                  Solusi yang dapat digunakan untuk mengurangi jumlah sampah organik adalah dengan cara dikelola menjadi kompos dan sampah anorganik dapat didaur ulang kembali.




2.2 KOMPOS
2.2.1 Pengertian Kompos.
                  Pengertian kompos pada umumnya adalah bahan organik yang telah mengalami pelapukan sehingga terjadi perubahan bentuk.
                  Kompos juga dapat diartikan yaitu hasil penguraian persial/tidak lengkap dari campuran bahan organik yang dapat dipercepat penguraiannya oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik/anaerobik.
2.2.2 Proses Pembuatan Kompos.
1. Tahap Pembuatan Inokulan Cair.
               Inokulan cair adalah kumpulan mikroorganisme dalam bentuk cair.
o   Alat dan bahan :
                10 liter air sumur, 1,5 liter air tebu, 60 gr ragi tape, 60 gr ragi tempe, 2 sendok makan yogurt.
o   Cara Pembuatan :
                  Semuanya dimasukkan ke galon ukuran 20 liter, lubangnya ditutup dengan kantong plastik ukuran 1 kg dan dibiarkan 3 hari. Inokulan cair menghasilkan gas yang dapat membuat plastik itu menjadi menggelembung dan dari situ kita dapat mengetahui apakah inokulan cair itu dapat digunakan atau tidak. Inokulan cair yang dapat digunakan hanya inokulan yang menghasilkan gas yang dapat  membuat plastik menjadi menggelembung apabila plastik tidak menggelembung maka inokulan cair itu tidak dapat digunakan.
     2. Tahap Pembuatan Inokulan Padat.
o   Inokulan padat adalah kumpulan mikroorganisme dalam bentuk padat dan kering.
Cara Pembuatan :
inokulan padat dibuat dari inokulan cair, bekatul (sekam padi ) sebanyak 10 kg, dedak 20 kg, dan ragi tempe 3 buah. Semuanya dicampur rata, biasanya inokulan cair tidak cukup untuk membuat kebasahan sekitar 60% sehingga perlu ditambah air sumur sebanyak 7 liter. Bila sudah merata, ditutup dengan goni yule. Inokulan padat dibiarkan selama 1 minggu.
3. Tahap Pemakaian Inokulan Padat Untuk Pengomposan.
      Setelah satu minggu, inokulan padat mulai dapat dicampur dengan sampah organik. Inokulan padat ditempatkan dalam keranjang yang mempunyai lubang udara dan dilapisi dengan suatu bahan yang menyerap contohnya: karton karfus atau ambal tipis. Penguapan yang terjadi pada kompos diakibat bekerjanya mikroorganisme mencerna sampah. Kemudian didasar keranjang diletakkan bantalan sekam, demikian juga dibagian tutup.
2.2.3 Proses Pengomposan
                  Pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi.
          Proses Pembuatannya :
                  Proses pengomposan akan segera berlangsung setelah inokulan padat dicampur dengan bahan-bahan organik. Selama tahap-tahap awal proses, oksigen dan senyawa-senyawa yang mudah terdegradasi akan segera dimanfaatkan oleh mikroba mesofilik.
                  Suhu tumpukan kompos akan meningkat dengan cepat dan akan diikuti dengan peningkatan pH.
                  Pada kompos, suhu akan meningkat hingga diatas 50o -70o C. Suhu akan tetap tinggi selama waktu tertentu. Mikroba yang aktif adalah mikroba termofiflik yang aktif dalam suhu tersebut.
                  Pada saat itu terjadi penguraian bahan organik yang sangat aktif. Mikroba-mikroba yang ada di dalam kompos memanfaatkan oksigen yang ada untuk menguraikan bahan organik menjadi CO2, uap air dan panas.
                  Setelah sebagian besar bahan telah terurai, maka suhu akan menurun dan disinilah terjadinya pematangan kompos menjadi pembentukan humus. Selama proses pengomposan akan terjadi penyusutan volume dan biomassa bahan mencapai 30-40% dari bobot awal.




2.2.4 Proses Pemanenan Kompos.
Kompos dapat dipanen apabila di dalam kompos itu kita menemukan rayap, semut, kutu, dll. Apabila dalam satu rumah tangga terdapat 6-7 orang maka biasanya sampah dapur yang dihasilkan dapat membuat keranjang akan penuh sesudah 10 hari, maka 1/3 bagian dikeluarkan dan dianginkan sekitar sekitar 1 bulan sebelum diaplikasikan pada media tanam dan 2/3 bagian lagi akan dipakai untuk proses pengomposan dengan sampah yang baru secara terus-menerus.
2.2.5 Keuntungan dan Manfaat Kompos.
·     Keuntungan Kompos
      Keuntungan kompos yaitu menghasilkan unsur makro dan mikro yaitu NPK (Nitrogen Pospat Kalium) yang berfungsi untuk menyuburkan tanaman dan dapat membentuk buah yang lebih padat/berisi/berat (berkualitas) pada tanaman berbuah.
·         Manfaat Kompos
          - Manfaat bagi halaman/kebun :
* Bunga-bunga atau hijauan lainnya tumbuh semarak dengan media tanam yang    ditambahkan kompos
* Tanaman obat dalam pot ( Tabulampot ) semakin sehat dengan media yang ditambah kompos.
* Cabai, tomat, sayur, buah tumbuh dengan baik.
- Manfaat Bagi Lingkungan.
* Memperbaiki segi estetika dari lingkungan dengan berkurangnya paparan sampah.
* Membantu segi senitasi karena berkurangnya cemaran sampah.
* Membantu segi kesehatan karena berkurangnya tikus dan kecoa.
- Manfaat Bagi Ibu-Ibu Rumah Tangga.
* Dihematnya biaya pemupukan tanaman.
* Dapat mengkonsumsi hasil kebun sendiri untuk keperluan dapur seperti cabai, tomat, jahe, lengkuas, serai, dan sayuran lainnya.
* Dapat mengkonsumsi buah-buahan sendiri.
* Dapat menikmati pemandangan indah dan menyejukkan dari tanam-tanaman hias.
- Manfaat Bagi Pemerintah Kota
* Dikuranginya volume sampah.
* Suasana lingkungan perumahan lebih asri.
* Dikuranginya emisi gas rumah kaca dari TPA.


Bab III Penutup.
   3.1 KESIMPULAN
                        Dari pernyataan di atas kita dapat menyimpulkan, bahwa tidak selamanya sampah  merugikan bagi kehidupan kita, malah sebaliknya apabila sampah anorganik didaur ulang dan sampah organik diolah menjadi kompos, maka itu dapat memberikan keuntungan bagi lingkungan, kesehatan, dan perekonomian kita

      3.2 SARAN
                Kita telah mengetahui bahwa kompos yang terbuat dari sampah organik itu banyak manfaatnya, maka sebaiknya kita tidak boleh membuang sampah sembarangan lagi. Letakkanlah sampah pada tempatnya dan sampah organik dan sampah anorganik sebaiknya dipisahkan agar sampah organik itu bisa dijadikan kompos dan sampah anorganik didaur ulang kembali. Dengan sampah dibuang ke tempat yang tepat, kota kita akan menjadi bersih dan bebas dari sampah dan penyakit yang terdapat disampah tersebut di samping itu kita juga dapat memperoleh keuntungan yang lumayan dari kompos apabila kita berminat untuk menjual kompos tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar