Bab I :
Pendahuluan.
1.1
Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui, bahwa Indonesia
sedang mengalami krisis lingkungan dan krisis pupuk. Krisis lingkungan tersebut
diakibatkan karena Indonesia menghasilkan sampah yang sangat banyak sehingga
tidak mampu seluruhnya ditempatkan di TPA ( Tempat Pembuangan Akhir ).
Sampah yang dihasilkan berupa organic yaitu
sebesar 7,1 % dan anorganik 29%. Tetapi kebanyakan orang membiarkan sampah
organic begitu saja karena dianggap tidak berguna ( tidak menghasilkan apa-apa
).
Oleh sebab itu dengan dibuatnya pupuk
kompos yang berasal dari sampah organic dapat mengurangi tingkat produksi
sampah dalam rumah tangga dan tidak menimbulkan krisis pupuk lagi.
1.2
Rumusan Masalah
“Apa cara yang dapat
dilakukan agar tidak terjadi krisis lingkungan dan krisis pupuk yang
diakibatkan oleh sampah agar mendapat keuntungan.”
1.3
Tujuan
Setiap kegiatan yang dilakukan selalu
mempunyai tujuan yang pasti. Sama halnya seperti makalah ini yang memiliki
tujuan untuk mengetahui bagaimana cara membuat kompos dengan metode Takakura.
1.4
Manfaat.
Manfaat yang dapat kita ambil dari makalah ini adalah :
1.
Dapat
mengetahui cara pembuatan kompos dengan metode
Takakura.
2.
Dapat
mengetahui kegunaan bahan organic untuk kompos.
Bab II
Pembahasan/Isi
2.1 SAMPAH
2.1.1 Pengertian Sampah
Sampah adalah hasil akhir dari aktivitas
yang hampir tidak pernah diingat untuk mengelolanya. Hal ini adalah kenyataan
yang tidak dapat dipungkiri.
Banyak
alasan mengapa saat ini kita harus mengelola sampah, antara lain :
·
Sampah
yang tidak dikelola menjadi sumber penyakit.
·
Tumpukan
sampah sangat mengganggu dari segala estetika, terutama di daerah perkotaan.
·
Paradigma
bahwa sampah cukup dikumpulkan dan dibuang ke TPA telah berubah dan harus
ditinggalkan karena saat ini muncul paradigma baru bahwa sampah harus diatur,
dikelola, dan diselenggarakan oleh semua pihak yang terlibat dengan sampah.
2.1.2
Perubahan Paradigma Terhadap Sampah.
Perubahan
paradigma terhadap sampah dipicu adanya adanya kesadaran yang timbul akan
manfaat pengelolaan sampah.
Manfaat
yang dihasilkan tidak hanya berupa manfaat pada kesehatan dan estetika, tetapi
sebagai berikut :
·
Melestarikan
Lingkungan.
Mengurangi jumlah sampah yang ada, dapat mengurangi pembentukan gas
rumah kaca yaitu CH4 ( metan ) yang menyebabkan lapisan ozon menipis sehingga
pelestarian lingkungan semakin bisa dijaga meski tidak bisa dikendalikan.
·
Sampah
yang dikelola dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organic dll.
2.1.3 Solusi Mengurangi Sampah.
Solusi yang dapat
digunakan untuk mengurangi jumlah sampah organik adalah dengan cara dikelola
menjadi kompos dan sampah anorganik dapat didaur ulang kembali.
2.2 KOMPOS
2.2.1
Pengertian Kompos.
Pengertian
kompos pada umumnya adalah bahan organik yang telah mengalami pelapukan sehingga
terjadi perubahan bentuk.
Kompos
juga dapat diartikan yaitu hasil penguraian persial/tidak lengkap dari campuran
bahan organik yang dapat dipercepat penguraiannya oleh populasi
berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan
aerobik/anaerobik.
2.2.2 Proses Pembuatan
Kompos.
1. Tahap Pembuatan Inokulan Cair.
Inokulan cair adalah kumpulan
mikroorganisme dalam bentuk cair.
o
Alat dan bahan :
10 liter air sumur, 1,5 liter air tebu, 60 gr ragi tape, 60 gr
ragi tempe, 2 sendok makan yogurt.
o
Cara Pembuatan :
Semuanya dimasukkan
ke galon ukuran 20 liter, lubangnya ditutup dengan kantong plastik ukuran 1 kg
dan dibiarkan 3 hari. Inokulan cair menghasilkan gas yang dapat membuat plastik
itu menjadi menggelembung dan dari situ kita dapat mengetahui apakah inokulan
cair itu dapat digunakan atau tidak. Inokulan cair yang dapat digunakan hanya
inokulan yang menghasilkan gas yang dapat membuat plastik menjadi menggelembung apabila
plastik tidak menggelembung maka inokulan cair itu tidak dapat digunakan.
2. Tahap Pembuatan Inokulan
Padat.
o
Inokulan padat adalah kumpulan mikroorganisme
dalam bentuk padat dan kering.
Cara Pembuatan :
inokulan padat dibuat dari inokulan cair, bekatul (sekam padi ) sebanyak 10
kg, dedak 20 kg, dan ragi tempe 3 buah. Semuanya dicampur rata, biasanya
inokulan cair tidak cukup untuk membuat kebasahan sekitar 60% sehingga perlu
ditambah air sumur sebanyak 7 liter. Bila sudah merata, ditutup dengan goni
yule. Inokulan padat dibiarkan selama 1 minggu.
3. Tahap Pemakaian Inokulan
Padat Untuk Pengomposan.
Setelah satu minggu, inokulan padat mulai dapat dicampur dengan
sampah organik. Inokulan padat ditempatkan dalam keranjang yang mempunyai
lubang udara dan dilapisi dengan suatu bahan yang menyerap contohnya:
karton karfus atau ambal tipis. Penguapan yang terjadi pada kompos
diakibat bekerjanya mikroorganisme mencerna sampah. Kemudian didasar
keranjang diletakkan bantalan sekam, demikian juga dibagian tutup.
2.2.3 Proses Pengomposan
Pengomposan
adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis
khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber
energi.
Proses Pembuatannya :
Proses pengomposan
akan segera berlangsung setelah inokulan padat dicampur dengan bahan-bahan
organik. Selama tahap-tahap awal proses, oksigen dan senyawa-senyawa yang mudah
terdegradasi akan segera dimanfaatkan oleh mikroba mesofilik.
Suhu tumpukan kompos
akan meningkat dengan cepat dan akan diikuti dengan peningkatan pH.
Pada kompos, suhu
akan meningkat hingga diatas 50o -70o C. Suhu akan tetap
tinggi selama waktu tertentu. Mikroba yang aktif adalah mikroba termofiflik
yang aktif dalam suhu tersebut.
Pada saat itu
terjadi penguraian bahan organik yang sangat aktif. Mikroba-mikroba yang
ada di dalam kompos memanfaatkan oksigen yang ada
untuk menguraikan bahan organik menjadi CO2, uap air dan panas.
Setelah sebagian
besar bahan telah terurai, maka suhu akan menurun dan disinilah terjadinya
pematangan kompos menjadi pembentukan humus. Selama proses pengomposan akan
terjadi penyusutan volume dan biomassa bahan mencapai 30-40%
dari bobot awal.
2.2.4 Proses Pemanenan
Kompos.
Kompos dapat dipanen apabila di dalam kompos itu kita menemukan rayap, semut, kutu, dll. Apabila dalam satu
rumah tangga terdapat 6-7 orang maka biasanya sampah dapur yang dihasilkan
dapat membuat keranjang akan penuh sesudah 10 hari, maka 1/3 bagian dikeluarkan
dan dianginkan sekitar sekitar 1 bulan sebelum diaplikasikan pada media tanam
dan 2/3 bagian lagi akan dipakai untuk proses pengomposan dengan sampah yang
baru secara terus-menerus.
2.2.5 Keuntungan dan Manfaat Kompos.
· Keuntungan
Kompos
Keuntungan
kompos yaitu menghasilkan unsur makro dan mikro yaitu NPK (Nitrogen Pospat
Kalium) yang berfungsi untuk menyuburkan tanaman dan dapat membentuk buah yang
lebih padat/berisi/berat (berkualitas) pada tanaman berbuah.
·
Manfaat Kompos
-
Manfaat bagi halaman/kebun :
* Bunga-bunga atau hijauan lainnya tumbuh semarak dengan media tanam
yang ditambahkan kompos
* Tanaman obat dalam pot ( Tabulampot ) semakin sehat dengan media yang
ditambah kompos.
* Cabai, tomat, sayur, buah tumbuh dengan baik.
- Manfaat Bagi Lingkungan.
* Memperbaiki segi estetika dari lingkungan dengan berkurangnya paparan
sampah.
* Membantu segi senitasi karena berkurangnya cemaran sampah.
* Membantu segi kesehatan karena berkurangnya tikus dan kecoa.
- Manfaat Bagi Ibu-Ibu Rumah Tangga.
* Dihematnya biaya pemupukan tanaman.
* Dapat mengkonsumsi hasil kebun sendiri untuk keperluan dapur seperti
cabai, tomat, jahe, lengkuas, serai, dan sayuran lainnya.
* Dapat mengkonsumsi buah-buahan sendiri.
* Dapat menikmati pemandangan indah dan menyejukkan dari tanam-tanaman
hias.
- Manfaat Bagi Pemerintah Kota
* Dikuranginya volume sampah.
* Suasana lingkungan perumahan lebih asri.
* Dikuranginya emisi gas rumah kaca dari TPA.
Bab III Penutup.
3.1 KESIMPULAN
Dari pernyataan di atas
kita dapat menyimpulkan, bahwa tidak selamanya sampah merugikan bagi kehidupan kita, malah
sebaliknya apabila sampah anorganik didaur ulang dan sampah organik diolah
menjadi kompos, maka itu dapat memberikan keuntungan bagi lingkungan,
kesehatan, dan perekonomian kita
3.2 SARAN
Kita telah mengetahui bahwa kompos yang
terbuat dari sampah organik itu banyak manfaatnya, maka sebaiknya kita tidak boleh membuang sampah sembarangan
lagi. Letakkanlah sampah pada tempatnya dan sampah organik dan sampah anorganik
sebaiknya dipisahkan agar sampah organik itu bisa dijadikan kompos
dan sampah anorganik didaur ulang kembali. Dengan sampah dibuang ke tempat yang tepat, kota kita akan menjadi bersih
dan bebas dari sampah dan penyakit yang terdapat disampah tersebut di
samping itu kita juga dapat memperoleh keuntungan yang lumayan dari kompos
apabila kita berminat untuk menjual kompos tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar