BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pemahaman
berarti mengerti benar. Pemahaman mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan
arti dari bahan yang dipelajari (W.S. Winkel, 1996: 245). Dalam proses
pembelajaran, hal yang harus dimiliki seorang siswa sebaiknya tidak hanya mengetahui
tetapi hal yang terpenting adalah memahaminya. Pada setiap materi
pelajaran siswa diharuskan untuk memahami materi yang telah diajarkan, namun
proses pembelajaran secara teoritis akan membuat siswa hanya sekedar tahu. Oleh
sebab itu, dibutuhkan suatu cara yang membuat siswa dapat memahami materi
pelajarannya. Praktikum adalah hal yang sesuai untuk siswa agar dapat memahami materi pelajarannya.
Praktikum
titik berat benda adalah praktikum yang bertujuan memahami materi Titik Berat
Benda, serta pengaplikasiaannya. Titik berat benda adalah titik dimana benda
akan berada dalam keseimbangan rotasi (tidak mengalami rotasi). Dalam kehidupan sehari- hari
berbagai inovasi dibuat dengan memerhatikan tiik berat benda. Lalu,
bagaimanakah cara mengetahui dan juga menghitung letak titik berat suatu
benda?, apa saja inovasi yang mengandalkan titik berat benda?, dengan praktikum
ini siswa dapat memahami materi titik berat benda serta mampu menjawab
pertanyaan diatas.
1.2
Tujuan Percobaan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan letak titik
berat bangun luasan tertentu, diantaranya: bangun luasan jajargenjang, luasan
setengah lingkaran, luasan segitiga, dan luasan juring lingkaran.
1.3
Manfaat Percobaan
1.
Mengetahui letak
titik berat setiap bangun luasan baik yng bentuknya beraturan maupun yang tidak
beraturan.
2.
Siswa dapat mengembangkan
keterampilannya langsung di tempat praktikum dengan memahami cara kerja.
3.
Siswa dapat mengembangkan
pengalaman praktikum menjadi bahan laporan sebagai suatu sarana informasi.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Titik Berat (Center Of Gravity)
Semua benda
di bumi mempunyai berat. Berat suatu benda dapat dianggap terkonsentrasi pada
satu titik yang di sebut pusat gravitasi atau titik berat. Pada titik berat ini
gaya-gaya yang bekerja menghasilkan momen resultan sama dengan nol. Karena
itulah benda yang di tumpu pada titik beratnya akan berada dalam keseimbangan
statik. Dengan kata lain titik berat adalah titik tangkap dari semua gaya
yang bekerja. Contoh berikut ini menunjukkan bagaimana menentukan letak
resultan gaya yang sejajar.
a. Titik berat
benda homogen satu dimensi (garis), untuk benda-benda berbentuk memanjang
seperti kawat , massa benda dianggap diwakili oleh panjangnya (satu dimensi).
b. Titik berat benda-benda homogen berbentuk
luasan (dua dimensi), Jika tebal diabaikan maka benda dapat dianggap berbentuk
luasan (dua dimensi).
c.
Titik
berat benda-benda homogen berdimensi tiga, letak titik berat dari gabungan
beberapa benda pejal homogen berdimensi tiga.
Bentuk benda homogen berbentuk
garis (1 dimensi) dan letak titik beratnya
Titik berat
benda homogen berbentuk luasan yang bentuknya teratur terletak pada sumbu
simetrinya. Untuk bidang segi empat, titik berat diperpotongan diagonalnya, dan
untuk lingkaran terletak dipusat lingkaran. Titik berat bidang homegen di
perlihatkan pada tabel berikut:
Letak titik berat bangun tiga dimensi:
Telah
dikatakan sebelumnya bahwa suatu benda tegar dapat mengalami gerak translasi
(gerak lurus) dan gerak rotasi. Benda tegar akan melakukan gerak translasi
apabila gaya yang diberikan pada benda tepat mengenai suatu titik yang yang
disebut titik berat.
Titik berat merupakan titik
dimana benda akan berada dalam keseimbangan rotasi (tidak mengalami rotasi).
Pada saat benda tegar mengalami gerak translasi dan rotasi sekaligus, maka pada
saat itu titik berat akan bertindak sebagai sumbu rotasi dan lintasan gerak
dari titik berat ini menggambarkan lintasan gerak translasinya.
Mari kita
tinjau suatu benda tegar, misalnya tongkat pemukul kasti, kemudian kita lempar
sambil sedikit berputar. Kalau kita perhatikan secara saksama, gerakan tongkat
pemukul tadi dapat kita gambarkan seperti membentuk suatu lintasan dari gerak
translasi yang sedang dijalani dimana pada kasus ini lintasannya berbentuk
parabola. Tongkat ini memang berputar pada porosnya, yaitu tepat di titik
beratnya. Dan, secara keseluruhan benda bergerak dalam lintasan parabola.
Lintasan ini merupakan lintasan dari posisi titik berat benda tersebut.
Jadi,
lintasan gerak translasi dari benda tegar dapat ditinjau sebagai lintasan dari
letak titik berat benda tersebut. Dari peristiwa ini tampak bahwa peranan titik
berat begitu penting dalam menggambarkan gerak benda tegar.
Cara untuk
mengetahui letak titik berat suatu benda tegar akan menjadi mudah untuk
benda-benda yang memiliki simetri tertentu, misalnya segitiga, kubus, balok,
bujur sangkar, bola dan lain-lain. Yaitu d sama dengan letak sumbu simetrinya.
Hal ini jelas terlihat pada contoh diatas bahwa letak titik berat sama dengan
sumbu rotasi yang tidak lain adalah sumbu simetrinya.Di sisi lain untuk
benda-benda yang mempunyai bentuk sembarang letak titik berat dicari dengan
perhitungan. Perhitungan didasarkan pada asumsi bahwa kita dapat mengambil
beberapa titik dari benda yang ingin dihitung titik beratnya dikalikan dengan
berat di masing-masing titik kemudian dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah
berat pada tiap-tiap titik. dikatakan titik berat juga merupakan pusat massa di
dekat permukaan bumi, namun untuk tempat yang ketinggiannya tertentu di atas
bumi titik berat dan pusat massa harus dibedakan.
2.2 Rumus – Rumus Untuk Titik Berat
a. Titik
berat benda homogen satu dimensi (garis)
Untuk
benda-benda berbentuk memanjang seperti kawat , massa benda dianggap diwakili
oleh panjangnya (satu dimensi) dan titik beratnya dapat dinyatakan dengan
persamaan berikut:
|
l1
= panjang garis 1
l2 = panjang garis 2 |
b.
Titik berat benda-benda homogen berbentuk luasan (dua dimensi)
Jika
tebal diabaikan maka benda dapat dianggap berbentuk luasan (dua dimensi), dan
titik berat gabungan benda homogen berbentuk luasan dapat ditentukan dengan
persamaan berikut:
|
A1 = Luas Bidang 1 A2 = Luas bidang 2 x1 = absis titik berat benda 1 x2 = absis titik berat benda 2 y1 = ordinat titik berat benda 1 y2 = ordinat titik berat benda 2 |
c. Titik berat benda-benda homogen
berdimensi tiga
Letak
titik berat dari gabungan beberapa benda pejal homogen berdimensi tiga dapat
ditentukan dengan persamaan:
|
V1=Volume Benda 1 V2= Volume Benda 2 x1 = absis titik berat benda 1 x2 = absis titik berat benda 2 y1 = ordinat titik berat benda 1 y2 = ordinat titik berat benda 2 |
BAB III
PROSES
PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
1. Kertas karton
2.
Mistar(Penggaris)
3.
Benang
4.
Pensil
5.
Jangka
6.
Statif
7.
Gunting
` 8.
Jarum
3.2 Prosedur Percobaan
1. Gambar
bangun datar pada kertas karton (jajargenjang,
setengah lingkaran, segitiga, dan juring lingkaran)
2.
Gunting pola bangun datar yang di gambar pada kertas karton tadi
3.
Tusuk bagian sudut bangun tadi dengan menggunakan jarum
4.
Masukkan benang melewati lubang tadi kemudian ikat benang agar tidak lepas
5.
Ikatkan benang di statif, berilah sisa panjang pada benang kemudian berilah beban
di bagian ujung benang (
misalnya: ujung benang dililitkan dengan pulpen)
6. Upayakan bangun datar tersebut dalam keadaan
stabil
7. Setelah
menemukan titik lurus, lalu daerah yang dilalui benang dilukis di bangun datar tadi.
8.
kaitkan lagi benang pada sudut bangun yang lainnya, upayakan keadaannya stabil,
kemudian lukis garis yang dilalui benang
9. Tentukan
titik potong dari pertemuaan dua garis tadi.
10.
Tusuk dan kaitkan benang ke statif, melalui titik potong tersebut
11. Perhatikan keseimbangan bangun datar tersebut untuk mengetahui apakah
letak tittik berat tepat atau tidak.
Kalau tidak, ulangi percobaan.
BAB IV
ANALISIS PERCOBAAN
4.1 Percobaan pertama
1). Percobaan pada bangun luasan jajargenjang
Dik: -tinggi teori = 10,7
-tinggi praktik = 5,3
Dit: Kp?
Penyelesaian :
Ø titik berat jajargenjang : yo =
t
yo=
. 10,7
=
5,35
Ø Kp =
X 100 %
=
X 100 %
= 0,93 %
4.2.... Percobaan Kedua
......... 2). Percobaan pada bangun luasan segitiga
Dik: Tinggi teori = 15,8
Tinggi praktik = 5.4
Dit: Kp?
Penyelesaian :
Ø Titik berat luasan segitiga : yo =
=
= 5,2
Ø Kp =
X 100 %
=
x 100%
= 3,8 %
4.3 Percobaan Ketiga
3). Percobaan pada bangun luasan setengah lingkaran
Dik: Tinggi teori = 13,5
Tinggi
praktik = 5,4
Dit: Kp?
Penyelesaian :
Ø Titik berat luasan
setengah lingkaran : yo =
=
=
= 5,7
Ø Kp =
X 100 %
=
X 100 %
Tidak ada komentar:
Posting Komentar