BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pemahaman
berarti mengerti benar. Pemahaman mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan
arti dari bahan yang dipelajari (W.S. Winkel, 1996: 245). Dalam proses
pembelajaran, hal yang harus dimiliki seorang siswa sebaiknya tidak hanya mengetahui
tetapi hal yang terpenting adalah memahaminya. Pada setiap materi
pelajaran siswa diharuskan untuk memahami materi yang telah diajarkan, namun
proses pembelajaran secara teoritis akan membuat siswa hanya sekedar tahu. Oleh
sebab itu, dibutuhkan suatu cara yang membuat siswa dapat memahami materi
pelajarannya. Praktikum adalah hal yang sesuai untuk siswa agar dapat memahami materi pelajarannya.
Praktikum Viskositas adalah praktikum yang bertujuan memahami
materi yang berkaitan dengan Viskositas,
serta pengaplikasiaannya. Viskositas adalah kecenderungan untuk menghambat aliran dalam fluida Dalam kehidupan sehari- hari fluida
seperti udara memiliki viskositas rendah, fluida yang lebih rapat seperti air
memiliki viskositas lebih tinggi dari pada udara, sedangkan fluida seperti madu
dan sirup dicirikan dengan viskositasnya yang tinggi. Lalu, bagaimanakah cara
mengetahui dan juga menghitung Viskositas
pada beberapa fluida? apa saja inovasi yang mengandalkan Viskositas? dengan praktikum ini siswa dapat memahami
materi Viskositas serta mampu
menjawab pertanyaan diatas.
1.2
Tujuan Percobaan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menghitung kecepatan
benda pada saat di dalam fluida dan membandingkannya pada jenis fluida lain.
1.3
Manfaat Percobaan
1.
Dapat
mengetahui kecepatan benda pada saat di dalam fluida.
2.
Siswa dapat mengembangkan
keterampilannya langsung di tempat praktikum dengan memahami cara kerja.
3.
Siswa dapat mengembangkan
pengalaman praktikum menjadi bahan laporan sebagai suatu sarana informasi.
BAB II
LANDASAN
TEORI
2.1 Pengertian Viskositas
Viskositas merupakan
pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik dengan tekanan maupun tegangan. Pada masalah sehari-hari
(dan hanya untuk fluida), viskositas adalah "Ketebalan" atau
"pergesekan internal". Oleh karena itu, air yang
"tipis", memiliki viskositas lebih rendah, sedangkan madu yang
"tebal", memiliki viskositas yang lebih tinggi. Sederhananya, semakin
rendah viskositas suatu fluida, semakin besar juga pergerakan dari fluida
tersebut.
Viskositas menjelaskan ketahanan internal fluida untuk
mengalir dan mungkin dapat dipikirkan sebagai pengukuran dari pergeseran fluida. Sebagai
contoh, viskositas yang tinggi dari magma akan menciptakan statovolcano yang tinggi dan curam,
karena tidak dapat mengalir terlalu jauh sebelum mendingin, sedangkan
viskositas yang lebih rendah dari lava akan menciptakan volcano yang rendah dan lebar. Seluruh
fluida (kecuali superfluida) memiliki ketahanan dari tekanan dan oleh karena
itu disebut kental, tetapi fluida yang tidak memiliki ketahanan tekanan
dan tegangan disebut fluide ideal.
Makin besar viskositas suatu fluida, maka makin sulit
suatu fluida mengalir dan makin sulit suatu benda bergerak di dalam fluida
tersebut. Di dalam zat cair, viskositas dihasilkan oleh gaya kohesi antara
molekul zat cair. Sedangkan dalam gas, viskositas timbul sebagai akibat
tumbukan antara molekul gas. Viskositas zat cair dapat ditentukan secara
kuantitatif dengan besaran yang disebut koefisien viskositas. Satuan SI untuk
koefisien viskositas adalah Ns/m2 atau pascal sekon (Pa s). Ketika Anda
berbicara viskositas Anda berbicara tentang fluida sejati. Fluida ideal tidak
mempunyai koefisien viskositas. Apabila suatu benda bergerak dengan kelajuan v
dalam suatu fluida kental yang koefisien viskositasnya, maka benda tersebut
akan mengalami
gaya gesekan fluida , dengan k adalah konstanta yang bergantung pada bentuk geometris benda. Berdasarkan perhitungan laboratorium, pada tahun 1845, Sir George Stokes menunjukkan bahwa untuk benda yang bentuk geometrisnya berupa bola nilai k = 6 π r.
gaya gesekan fluida , dengan k adalah konstanta yang bergantung pada bentuk geometris benda. Berdasarkan perhitungan laboratorium, pada tahun 1845, Sir George Stokes menunjukkan bahwa untuk benda yang bentuk geometrisnya berupa bola nilai k = 6 π r.
Berikut viskositas beberapa fluida:
FLUIDA
|
VISKOSITAS (N) n.S/
|
Madu
|
10
|
Gliserin
|
1,50
|
Darah
|
2,72 x
|
Air
|
1,79 x
|
Air
|
1,0055 x
|
Air
|
2,82 x
|
Udara
|
1,82 x
|
Hal yang berhubungan dengan viskositas banyak dijumpai
dalam teknik, terutama dalam system pelumasan. Minyak pelumas memiliki
spesifikasi yang berhubungan dengan kekentalannya yang tercantum dalam
kemasannya.
Berdasarkan
eksperimen juga diperoleh bahwa koefisien viskositas tergantung suhu. Pada
kebanyakan fluida makin tinggi suhu makin rendah koefisien viskositasnya.
a. Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contoh : air
b. Fluida yang lebih kental lebih sulit mengalir, contoh : minyak goreng
a. Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contoh : air
b. Fluida yang lebih kental lebih sulit mengalir, contoh : minyak goreng
BAB III
PROSES
PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
1. Kelereng
2. Neraca
3. Bensin
4. Super pel
5. Air
6. Lampu panjang
7. Oli kotor
8. Stopwatch
9. Jangka sorong
3.2 Prosedur Percobaan
1. Mengukur jari – jari kelereng
menggunakan jangka sorong.
2. Menimbang massa kelereng dengan
neraca.
3. Persiapkan stopwatch untuk
menghitung waktu.
4. Hitung tinggi lampu panjang yang
akan diisi air.
5. Isi lampu panjang dengan air.
6. Masukkan kelereng kedalam lampu dan
pada saat itu juga tekan stopwatch dan pada saat kelereng telah sampai pada
permukaan lampu lalu matikan stopwatch.
7. Lihat berapa lama waktu yang
diperlukan kelereng hingga sampai ke permukaan lampu.
8. Ulangi langkah ke 6 dan ke7 pada
jenis fluida lain dan usahakan pada waktu memasukkan kelereng ke dalam lampu,
kelereng tidak terkena dinding lampu.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kami ambil dari praktikum viskositas yaitu bahwa
bila sebuah kelereng yang memiliki massa jenis, dilepaskan tanpa kecepatan awal
di atas permukaan fluida kental, maka kelereng tersebut bergerak ke bawah
dengan kecepatan konstan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar