Sabtu, 28 April 2012

VISKOSITAS


BAB I
PENDAHULUAN

1.1            Latar Belakang
            Pemahaman berarti mengerti benar. Pemahaman mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari (W.S. Winkel, 1996: 245). Dalam proses pembelajaran, hal yang harus dimiliki seorang siswa sebaiknya tidak hanya mengetahui tetapi hal yang terpenting adalah memahaminya. Pada setiap materi pelajaran siswa diharuskan untuk memahami materi yang telah diajarkan, namun proses pembelajaran secara teoritis akan membuat siswa hanya sekedar tahu. Oleh sebab itu, dibutuhkan suatu cara yang membuat siswa dapat memahami materi pelajarannya. Praktikum adalah hal yang sesuai untuk siswa agar  dapat memahami materi pelajarannya.  
            Praktikum Viskositas adalah praktikum yang bertujuan memahami materi yang berkaitan dengan Viskositas, serta pengaplikasiaannya. Viskositas adalah kecenderungan untuk menghambat aliran dalam fluida  Dalam kehidupan sehari- hari fluida seperti udara memiliki viskositas rendah, fluida yang lebih rapat seperti air memiliki viskositas lebih tinggi dari pada udara, sedangkan fluida seperti madu dan sirup dicirikan dengan viskositasnya yang tinggi. Lalu, bagaimanakah cara mengetahui dan juga menghitung Viskositas pada beberapa fluida? apa saja inovasi yang mengandalkan Viskositas? dengan praktikum ini siswa dapat memahami materi Viskositas serta mampu menjawab pertanyaan diatas.

1.2            Tujuan Percobaan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menghitung kecepatan benda pada saat di dalam fluida dan membandingkannya pada jenis fluida lain.

1.3            Manfaat Percobaan
1.      Dapat mengetahui kecepatan benda pada saat di dalam fluida.
2.      Siswa dapat mengembangkan keterampilannya langsung di tempat praktikum dengan memahami cara kerja.
3.      Siswa dapat mengembangkan pengalaman praktikum menjadi bahan laporan sebagai suatu sarana informasi.


BAB  II
LANDASAN TEORI

2.1     Pengertian Viskositas
Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik dengan tekanan maupun tegangan. Pada masalah sehari-hari (dan hanya untuk fluida), viskositas adalah "Ketebalan" atau "pergesekan internal". Oleh karena itu, air yang "tipis", memiliki viskositas lebih rendah, sedangkan madu yang "tebal", memiliki viskositas yang lebih tinggi. Sederhananya, semakin rendah viskositas suatu fluida, semakin besar juga pergerakan dari fluida tersebut.
Viskositas menjelaskan ketahanan internal fluida untuk mengalir dan mungkin dapat dipikirkan sebagai pengukuran dari pergeseran fluida. Sebagai contoh, viskositas yang tinggi dari magma akan menciptakan statovolcano yang tinggi dan curam, karena tidak dapat mengalir terlalu jauh sebelum mendingin, sedangkan viskositas yang lebih rendah dari lava akan menciptakan volcano yang rendah dan lebar. Seluruh fluida (kecuali superfluida) memiliki ketahanan dari tekanan dan oleh karena itu disebut kental, tetapi fluida yang tidak memiliki ketahanan tekanan dan tegangan disebut fluide ideal.
Makin besar viskositas suatu fluida, maka makin sulit suatu fluida mengalir dan makin sulit suatu benda bergerak di dalam fluida tersebut. Di dalam zat cair, viskositas dihasilkan oleh gaya kohesi antara molekul zat cair. Sedangkan dalam gas, viskositas timbul sebagai akibat tumbukan antara molekul gas. Viskositas zat cair dapat ditentukan secara kuantitatif dengan besaran yang disebut koefisien viskositas. Satuan SI untuk koefisien viskositas adalah Ns/m2 atau pascal sekon (Pa s). Ketika Anda berbicara viskositas Anda berbicara tentang fluida sejati. Fluida ideal tidak mempunyai koefisien viskositas. Apabila suatu benda bergerak dengan kelajuan v dalam suatu fluida kental yang koefisien viskositasnya, maka benda tersebut akan mengalami
gaya gesekan fluida , dengan k adalah konstanta yang bergantung pada bentuk geometris benda. Berdasarkan perhitungan laboratorium, pada tahun 1845, Sir George Stokes menunjukkan bahwa untuk benda yang bentuk geometrisnya berupa bola nilai k = 6 π r.



Berikut viskositas beberapa fluida:
FLUIDA
VISKOSITAS (N) n.S/
Madu
10
Gliserin
1,50
Darah
2,72 x
Air
1,79 x
Air
1,0055 x
Air
2,82 x
Udara
1,82 x
Hal yang berhubungan dengan viskositas banyak dijumpai dalam teknik, terutama dalam system pelumasan. Minyak pelumas memiliki spesifikasi yang berhubungan dengan kekentalannya yang tercantum dalam kemasannya.
Berdasarkan eksperimen juga diperoleh bahwa koefisien viskositas tergantung suhu. Pada kebanyakan fluida makin tinggi suhu makin rendah koefisien viskositasnya.
a. Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contoh : air
b. Fluida yang lebih kental lebih sulit mengalir, contoh : minyak goreng
                   

BAB III
PROSES PERCOBAAN


3.1     Alat dan Bahan
1.      Kelereng
2.      Neraca
3.      Bensin
4.      Super pel
5.      Air
6.      Lampu panjang
7.      Oli kotor
8.      Stopwatch
9.      Jangka sorong


3.2     Prosedur Percobaan
1.      Mengukur jari – jari kelereng menggunakan jangka sorong.
2.      Menimbang massa kelereng dengan neraca.
3.      Persiapkan stopwatch untuk menghitung waktu.
4.      Hitung tinggi lampu panjang yang akan diisi air.
5.      Isi lampu panjang dengan air.
6.      Masukkan kelereng kedalam lampu dan pada saat itu juga tekan stopwatch dan pada saat kelereng telah sampai pada permukaan lampu lalu matikan stopwatch.
7.      Lihat berapa lama waktu yang diperlukan kelereng hingga sampai ke permukaan lampu.
8.      Ulangi langkah ke 6 dan ke7 pada jenis fluida lain dan usahakan pada waktu memasukkan kelereng ke dalam lampu, kelereng tidak terkena dinding lampu.


BAB VI
PENUTUP
6.1     Kesimpulan
          Kesimpulan yang dapat kami ambil dari praktikum viskositas yaitu bahwa bila sebuah kelereng yang memiliki massa jenis, dilepaskan tanpa kecepatan awal di atas permukaan fluida kental, maka kelereng tersebut bergerak ke bawah dengan kecepatan konstan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar