Selasa, 03 April 2012

ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI


PEMBAHASAN
A.   Defenisi
š Apa yang dimaksud dengan Ilmu Pengetahuan dan teknologi?
Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang didasarkan atas fakta-fakta di mana pengujian kebenarannya diatur menurut suatu tingkah laku system
Teknologi merupakan pengetahuan terhadap penggunaan alat dan kerajinan, dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi kemampuan untuk mengontrol dan beradaptasi dengan lingkungan alamnya.
š Apa gereja itu?
Gereja adalah suatu persekutuan atau suatu individu  yang percaya kepada Tuhan Yesus.
š Adakah kaitan antara Ilmu Pengetahuan & Teknologi dengan Gereja?
Teknologi sangat berkaitan erat dalam gereja karena gereja dan teknologi harus berjalan selaras dan sesuai dengan pandangan Tuhan yaitu Alkitab.

B.   Perkembangan Teknologi Informasi
Manusia diciptakan oleh Allah bukan hanya sebagai makhluk individual tapi juga mahluk sosial. Di samping sandang, pangan, dan papan sebagai kebutuhan utamanya, maka sebagai mahluk sosial manusia juga membutuhkan komunikasi dengan sesamanya. Itulah sebabnya maka manusia mencari dan menciptakan sistem serta alat untuk saling berhubungan, mulai dari melukis bentuk (menggambar) di dinding gua, isyarat tangan, isyarat asap, isyarat bunyi, huruf, kata, kalimat, tulisan, surat, sampai dengan cara komunikasi yang lebih canggih seperti menggunakan telepon dan internet.
Teknologi Informasi (selanjutnya disingkat TI) sampai dengan saat ini berkembang dengan pesat seiring dengan penemuan dan pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang informasi dan komunikasi sehingga mampu menciptakan alat-alat yang mendukung perkembangan TI, mulai dari sistem komunikasi sampai dengan alat komunikasi yang searah maupun dua arah (interaktif). Salah satu peralatan penting di bidang teknologi informasi ini adalah komputer. Setiap mesin yang mampu menerima data, memproses data, menyimpan data, dan menghasilkan bentuk keluaran berupa teks, gambar, simbol, angka dan suara dapat dikategorikan sebagai komputer. Dan salah satu bentuk perkembangan teknologi informasi yang berkaitan erat dengan komputer adalah internet.
Internet adalah sebuah dunia maya jaringan komputer (interkoneksi) yang terbentuk dari milyaran komputer di seluruh dunia. Dimulai pada pertengahan tahun 1970'an pada masa perang dingin dan mencapai puncaknya pada tahun 1994, ketika interface grafis dan konten/isi dari jaringan tersebut diciptakan dan diperuntukan kepada masyarakat umum sehingga dapat dipergunakan secara lebih mudah. Internet memungkinkan kita untuk menghilangkan hambatan jarak dan waktu dalam mendapatkan informasi. Dari segi ekonomi, internet merupakan sebuah jawaban yang sangat efisien, efektif dan relatif murah jika dibandingkan dengan hasil yang akan didapat.
Sejak diperkenalkannya kepada dunia pada tahun 1972-1973, penggunaan internet pun meluas tidak hanya pada kalangan khusus saja (militer pada saat itu). Seiring dengan perkembangannya, orang-orang yang memanfaatkan Internet membuat sebuah sistem yang memudahkan peng-akses-an internet oleh masyarakat luas. Sistem ini juga memungkinkan adanya peluang bisnis dalam bidang ini. Hal ini ditandai dengan didirikannya provider (penyedia layanan) internet sampai warnet (warung internet).
TI adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, untuk menghasilkan informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global. Perkembangan TI dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat, sehingga akhirnya akan meningkatkan produktivitas. Peran yang dapat diberikan oleh aplikasi TI adalah mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi seperti informasi tentang kesehatan, hobi, rekreasi, dan rohani. Kemudian untuk profesi seperti sains, teknologi, perdagangan, berita bisnis, dan asosiasi profesi. Sarana kerjasama antara pribadi atau kelompok yang satu dengan pribadi atau kelompok yang lainnya tanpa mengenal batas jarak dan waktu, negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor lainnya yang dapat menghambat bertukar pikiran.
Perkembangan TI memacu suatu cara baru dalam kehidupan, dari kehidupan dimulai sampai dengan berakhir, kehidupan seperti ini dikenal dengan e-life, artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik. Dan sekarang ini sedang semarak dengan berbagai huruf yang dimulai dengan awalan e seperti e-commerce, e-government, e-education, e-library, e-journal, e-medicine, e-laboratory, e-biodiversitiy, dan yang lainnya lagi yang berbasis elektronika.


C.   IPTEK Dalam Pandangan Iman Kristen
 Adakah IPTEK dalam Alkitab?
Pertama, dalam sejarah air bah dengan jelas bahwa Allah memerintahkan Nuh membuat  kapal untuk  menyelamatkan ia dan keluarganya dari kebinasaan akibat air bah dan kebobrokan moral dunia pada waktu itu. Dimensi ruang dalam kapal ataupun bahan telah ditentukan oleh Allah (Kej 6:14-15). 
Kedua, ketika Musa diperintahkan untuk membuat Kemah Suci (Kel 25:9), Allah sendiri telah menjadi arsitek yang merencanakan ruang-ruang, dimensi dan bahan untuk kemah suci tersebut (Kel 25:1-27:21).  Kemudian kita membaca bahwa kemuliaan Allah memenuhi Kemah Suci tersebut (Kel 40:35).
Ketiga, tentang Bait Suci dan istana yang dibangun oleh Salomo (1 Raj 7-8).  Dari contoh-contoh di atas dapat dilihat bahwa Allah tidak pernah menghalangi ataupun menutup segala perkembangan IPTEK.  Kita pun melihat dalam contoh-contoh ini bahwa setiap teknologi selalu di kaitkan dengan keselamatan dan maksud Allah terhadap manusia dan dunia.

Akan tetapi di sisi lain, kita akan melihat bahwa Allah juga menentang setiap penciptan teknologi yang bermotivasikan kebesaran diri, kelompok, ataupun bangsa.  Beberapa contoh dapat saya ketengahkan sebagai berikut:

Keempat, ketika Allah memporak-porandakan Babel (Kej 11:1-9), yang ditentang bukanlah pendirian kota dan menara Babelnya tapi motivasi mereka yang mencari nama dan ingin menyamai Allah (Kej 11:4).

Kelima, kemewahan, gemerlap teknologi di zaman Salomo dapat menyebabkan dia banyak mengoleksi wanita asing sehingga dia kemudian jatuh kepada penyembahan berhala (1 Raj 11:1-13).

Keenam, Ketika murid-murid menunjuk pada bangunan Bait Suci, Yesus mengatakan bahwa bangunan tersebut akan diruntuhkan (Mat 24:1-2). 

Ketujuh, Tuhan Yesus juga menentang penyalahgunaan fungsi Bait Suci yang dibangun selama empat puluh enam tahun menjadi arena komersil (Yoh 2:16).

Dari tinjauan Alkitab ini bisa disimpulkan bahwa IPTEK telah dimulai sejak awal sejarah manusia.  Manusia memiliki daya cipta IPTEK karena dia diciptakan sebagai gambar Allah dan sebagai pribadi yang berakal budi.  Allah sendiri adalah pencipta alam semesta, pendorong dan pencetus ide terhadap lahirnya IPTEK. Kita harus ingat bahwa Yesus sendiri adalah tukang kayu (Mrk 5:3). Ia adalah seorang yang mengerti pondasi dan mekanika tanah (Mat 7:24-27).  Allah tidak pernah membatasi daya cipta dan kreasi manusia akan IPTEK. Namun perlu juga dicatat bahwa ide dan tujuan penciptaan IPTEK dan produknya oleh manusia akan dipengaruhi oleh pandangan-pandangannya terhadap Allah, manusia dan alam semesta.

D.   Hasil-hasil IPTEK dan Pengaruhnya Terhadap Kehidupan Manusia
Secara ringkas dapat disebutkan hasil positip dan hasil negatip dari IPTEK.  Secara positip, hasil dan penemuan teknologi telah banyak memberikan manfaat dan kemudahan bagi umat manusia. Bila pada masa lalu seorang perencana bangunan bertingkat memerlukan  berhari-hari ataupun berbulan-bulan dalam melakukan perhitungan-perhitungan struktur, kini dengan bantuan software bisa dilakukan dengan waktu kurang dari seminggu dalam kondisi ketelitian dan ketepatan yang jauh lebih tinggi.  Demikian pula perkembangan teknologi dalam dunia kedokteran telah banyak membantu analisis dan penangan pasien secara lebih tepat dan cermat.
Dengan perkembangan video, TV, antene parabola, satelit komunikasi, komunikasi antarkota, antarpulau dan bahkan antarbenua bukan merupakan suatu kesulitan yang besar.  Penginjilan pun dapat dilakukan dengan mudah memakai hasil-hasil teknologi tersebut.  Revolusi dalam teknologi transportasi seperti pesawat terbang, kereta listrik, kapal laut ataupun perkembangan mobil, telah memungkinkan suatu perjalanan yang cepat, aman dan nyaman.  Dunia rumah tangga juga mengalami terobosan teknologi yang revolusioner, alat dapur, mesin cuci sampai pemotong rumput telah banyak membantu manusia dalam menghemat waktu dan tenaga dalam tugas-tugas rumah tangga.
Namun demikian harus pula kita akui bahwa di samping keuntungan-keuntungan kita dapati pula kerugian-kerugiannya dari hasil perkembangan IPTEK. Beberapa krisis yang dapat timbul, misalnya, sebagai dampak IPTEK adalah:
Pertama, krisis sosial-ekonomi. Perkembangan teknologi yang cepat akan memacu para produsen untuk terus mengadakan pembaruan terhadap produknya agar mereka bisa menguasai pasar dan memiliki daya saing yang kuat di pasaran.  Ambilnya contoh suatu produk komputer dan software pada IBM-PC, hampir setiap tahun mereka selalu menawarkan pembaruan dan produk baru.  Akibatnya, masyarakat mau tidak mau juga harus dipacu untuk terus hidup mengikuti perkembangan teknologi.  Untuk mengikuti perkembangan teknologi perlu suatu biaya yang tidak kecil, sehingga hanya mereka yang memiliki finansial yang kuat sajalah yang akan dapat mengambil manfaat dari perkembangan teknologi tersebut.  Di sisi lain, kemajuan teknologi juga banyak mengurangi tenaga manusia untuk diganti dnegan tenaga mesin, sehingga krisis pengangguran menjadi bagian yang tak terpisahkan dari suatu era teknologi.
Kedua, krisis media.  Kemajuan dalam setiap produk teknologi telah memungkinkan nilai-nilai yang amoral seperti ide-ide pornografi, kekejaman dan sadistis dapat disalurkan dan dinikmati melalui TV, video, disket komputer dan lain-lain, secara sempurna.  Kenyataan ini secara tidak langsung telah menawarkan model-model keriminalitas dalam suatu masyarakat, sehingga mereka didorong melakukan hal yang sama, sehingga, bukanlah hal yang mustahil bila masyarakat memasuki "nilai-nilai" yang disesuaikan dengan teknologi yang ada.  Sebagai contoh, hubungan seks tanpa nikah saat ini merupakan hal yang normal bagi masyarakat karena mereka banyak melihat model baik melalui koran, televisi ataupun film, baik dari luar maupun dalam negeri.  Lebih dari itu televisi menjadikan manusia memiliki hobi baru, yaitu sebagai penonton; sedangkan waktu-waktu utnuk berdoa, bekerja menjadi terabaikan karena acara-acara televisi lebih menarik perhatian.
Ketiga, krisis mental.  Manusia menjadi egois, tak pernah memperhatikan orang lain, memburu kemewahan dan kekayaan, memandang rendah agama.  Mentalitas lain yang berkembang dalam era teknologi saat ini adalah mental kompromi, suatu mental yang  menginginkan  berpijak  pada  dua dunia sekaligus.  Mentalitas yang menerima dan berbuat kenyataan yang salah meskipun dia mengetahui hal itu bertentangan dengan nilai-nilai kebenaran.  Inilah suatu era di mana banyak orang Kristen kehilangan wajahnya sebagai orang percaya!

E.   TUGAS PENDIDIKAN KRISTEN
Dengan mencermati pengaruh teknologi pendidikan melalui media televisi (sebagai salah satu contoh konkrit) sebagai hasil dari perkembangan teknologi komunikasi, dimana telah dibuktikan oleh para peneliti munculnya dampak negatif terhadap perilaku anak, dimana anak jadi the gimmees, pengeksploitasian kekerasan, seksualitas, dan sikap serba materi, mengidolakan atau bahkan memuja tokoh-tokoh TV yang tidak sesuai dengan kepribadian dan nilai-nilai Kristen, sebagaimana telah dipaparkan di atas, maka adalah salah satu tugas pendidikan Kristen untuk menanggulangi dan menjembatani dari dampak baik dan buruknya sebuah teknologi pendidikan secara khusus dalam konteks media televisi.
Berikut ada tiga usulan saya yang dapat dilakukan oleh pendidikan Kristen dalam menanggulangi dampak negatif dari teknologi dan dalam menjembatani hadirnya teknologi pendidikan di tengah-tengah generasi-generasi Kristen. Ketiga usulan saya tersebut adalah:
Pertama, pendidikan Kristen harus bersifat “gereja sentris”. Maksudnya, pendidikan Kristen harus menjadi perpanjangan tangan gereja sebagai “agen” Allah di dunia ini untuk memproklamasikan Injil kerajaan Allah yang bersifat holistik (Mat. 28:19-20). Pendidikan Kristen harus menjadi pelaku pemberita Injil, menjadikan para peserta didik murid Tuhan Yesus. Yang kita ajarkan adalah firman Tuhan. Firman Tuhan yang mengajarkan manusia “imago Dei” Allah (Kej. 1:26-27). Namun dosa telah “merusak hubungan” manusia dengan Allah, dengan sesama dan dengan dirinya sendiri (Kej. 3). Oleh sebab itu kemanusian anak didik harus di bawa kepada Yesus untuk memulihkan kembali hubungannya dengan Allah, dimana Yesus menjadi berita kabar baik yang menjiwai seluruh kegiatan pembelajaran: “Yesus sebagai rahmat Allah bagi manusia berdosa untuk menerima pengampunan dosa. Dimana Yesus telah mati di kayu salib untuk memberikan pengampunan dosa dan bangkit pada hari ketiga, sesui dengan kitab suci dan nubuat kitab para nabi” (1 Kor. 15:3-5). Pendidikan harus berusaha membawa pendidik dan peserta didiknya belajar, yaitu belajar semakin mengenal Allah dalam berbagai aspek hidupnya.
Pendidikan Kristen harus merubah penekanannya kepada misi. Tanpa misi penginjilan, saya rasa sebaik apapun kurikulum dan strategi pembelajaran yang diterapkan, anak didik tidak akan pernah dapat keluar dari dampak-dampak buruk yang dilahirkan oleh teknologi pendidikan media massa dan komunikasi dan media-media yang lainnya. Kalau pun dapat ditanggulangi, solusinya tidak akan jauh dari usaha-usaha memisahkan anak-anak didik dari teknologi itu sendiri, alias kembali menempuh jalan kehidupan membiara dan atau monastisisme belaka. Menolak teknologi dan anti modernitas.
Kedua, pendidikan Kristen harus berorientasi pada formasi Spritual dari pada berorientasi pada ilmu pengetahuan belaka (baca: mengkopi ulang pengetahuan guru kepada murid).
Salah satu bidang yang paling produktif dari pelayanan rohani adalah formasi spritual, secara khusus formasi spritual yang berhubungan dengan anak-anak. Karena spektrum yang luas dari permasalahan orang dewasa adalah kegagalan menggenapi kebutuhan dasar dari anak-anak. Usia anak yang paling menentukan dalam pembentukan spritual adalah anak yang berada di bawah duabelas tahun. Secara khusus yang paling menentukan dimulai sejak dari masa pembentukan anak dalam rahim ibunya. Formasi Spritual anak-anak harus dimulai setelah anak di Injili.
Pondasi Alkitab Alkitab dari formasi spritual adalah proses perubahan bentuk secara terus-menerus sehingga menjadi sama dengan Kristus.  Tugas formasi spritual adalah proses mencapai tujuan kedewasaan rohani. Kedewasaan rohani dicapai ketika seorang Kristen secara terus-menerus menunjukkan kasih karunia Allah. Kedewasaan rohani bukanlah sesuatu yang statis atau status akhir di mana seorang Kristen sudah mencapai kesempurnaan. Jadi defenisi dari formasi spritual adalah suatu proses yang disengaja, bersegi, perubahan bentuk sebagaimana Kristus membentuk kita sehingga kita dapat menjadi seperti diri-Nya secara terus menerus seperti Kristus mematangkan para murid (band. Mat. 5:8; Flp. 3:12, 15).
Ketiga, guru-guru Kristen harus menjiwai roh mentoring bagi peserta didiknya.  Mentoring, dimaksudkan sebagai usaha pembentukan ulang kehidupan berdasarkan Alkitab. Hal ini tampak dalam Efesus 4:15, dimana kita didorong untuk “di dalam segala sesuatu bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus yang adalah Kepala.”
Guru hendaknya didorong terlibat dalam hubungan-hubungan dengan anak didiknya  sebagai: (1) model peran. Guru bukan hanya ‘membicarakan’ bagaimana hidup saleh, melainkan menunjukkan secara langsung bagaimana sebenarnya hidup saleh itu; (2) pengasuh. Menyiratkan suatu proses pengembangan dimana guru mampu mengenali kemampuan, pengalaman, kedewasaan psikology peserta didik yang sedang diasuhnya; (3) kepedulian. Menunjukkan kemampuan guru mengungkapkan perasaan keakraban, rasa hormat, integritas
DAFTAR PUSTAKA


š http://feddyance-ely.blogspot.com/2011/07/iptek-dalam-pandangan-kristen.html
š http://www.stt-kharisma.org/index.php?option=com_content&view=article&id=21%3Ateknologi-informasi-untuk-pendidikan-agama-kristen&catid=5%3Aartikel-pendidikan&Itemid=16
š http://www.freewebs.com/mikhaelministry/Iptek%20dan%20Iman%20Kristen.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar