PEMBAHASAN
A.
Defenisi
Apa
yang dimaksud dengan Ilmu Pengetahuan dan teknologi?
Ilmu
pengetahuan adalah pengetahuan yang didasarkan atas fakta-fakta di mana
pengujian kebenarannya diatur menurut suatu tingkah laku system
Teknologi
merupakan pengetahuan terhadap penggunaan alat dan kerajinan, dan bagaimana hal
tersebut mempengaruhi kemampuan untuk mengontrol dan beradaptasi dengan
lingkungan alamnya.
Apa
gereja itu?
Gereja adalah suatu persekutuan atau
suatu individu yang percaya kepada Tuhan Yesus.
Adakah kaitan
antara Ilmu Pengetahuan & Teknologi dengan Gereja?
Teknologi
sangat berkaitan erat dalam gereja karena gereja dan teknologi harus berjalan
selaras dan sesuai dengan pandangan Tuhan yaitu Alkitab.
B.
Perkembangan Teknologi Informasi
Manusia
diciptakan oleh Allah bukan hanya sebagai makhluk individual tapi juga mahluk
sosial. Di samping sandang, pangan, dan papan sebagai kebutuhan utamanya, maka
sebagai mahluk sosial manusia juga membutuhkan komunikasi dengan sesamanya.
Itulah sebabnya maka manusia mencari dan menciptakan sistem serta alat untuk
saling berhubungan, mulai dari melukis bentuk (menggambar) di dinding gua, isyarat
tangan, isyarat asap, isyarat bunyi, huruf, kata, kalimat, tulisan, surat,
sampai dengan cara komunikasi yang lebih canggih seperti menggunakan telepon
dan internet.
Teknologi
Informasi (selanjutnya disingkat TI) sampai dengan saat ini berkembang dengan
pesat seiring dengan penemuan dan pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang
informasi dan komunikasi sehingga mampu menciptakan alat-alat yang mendukung
perkembangan TI, mulai dari sistem komunikasi sampai dengan alat komunikasi
yang searah maupun dua arah (interaktif). Salah satu peralatan penting di
bidang teknologi informasi ini adalah komputer. Setiap mesin yang mampu
menerima data, memproses data, menyimpan data, dan menghasilkan bentuk keluaran
berupa teks, gambar, simbol, angka dan suara dapat dikategorikan sebagai
komputer. Dan salah satu bentuk perkembangan teknologi informasi yang berkaitan
erat dengan komputer adalah internet.
Internet
adalah sebuah dunia maya jaringan komputer (interkoneksi) yang terbentuk dari
milyaran komputer di seluruh dunia. Dimulai pada pertengahan tahun 1970'an pada
masa perang dingin dan mencapai puncaknya pada tahun 1994, ketika interface
grafis dan konten/isi dari jaringan tersebut diciptakan dan diperuntukan kepada
masyarakat umum sehingga dapat dipergunakan secara lebih mudah. Internet
memungkinkan kita untuk menghilangkan hambatan jarak dan waktu dalam
mendapatkan informasi. Dari segi ekonomi, internet merupakan sebuah jawaban
yang sangat efisien, efektif dan relatif murah jika dibandingkan dengan hasil
yang akan didapat.
Sejak
diperkenalkannya kepada dunia pada tahun 1972-1973, penggunaan internet pun
meluas tidak hanya pada kalangan khusus saja (militer pada saat itu). Seiring
dengan perkembangannya, orang-orang yang memanfaatkan Internet membuat sebuah
sistem yang memudahkan peng-akses-an internet oleh masyarakat luas. Sistem ini
juga memungkinkan adanya peluang bisnis dalam bidang ini. Hal ini ditandai
dengan didirikannya provider (penyedia layanan) internet sampai warnet (warung
internet).
TI adalah
suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, untuk menghasilkan
informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan
pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk
pengambilan keputusan. Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk
mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan
komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi
digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global. Perkembangan TI
dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat
dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat, sehingga akhirnya akan
meningkatkan produktivitas. Peran yang dapat diberikan oleh aplikasi TI adalah
mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi seperti informasi tentang
kesehatan, hobi, rekreasi, dan rohani. Kemudian untuk profesi seperti sains,
teknologi, perdagangan, berita bisnis, dan asosiasi profesi. Sarana kerjasama
antara pribadi atau kelompok yang satu dengan pribadi atau kelompok yang
lainnya tanpa mengenal batas jarak dan waktu, negara, ras, kelas ekonomi,
ideologi atau faktor lainnya yang dapat menghambat bertukar pikiran.
Perkembangan
TI memacu suatu cara baru dalam kehidupan, dari kehidupan dimulai sampai dengan
berakhir, kehidupan seperti ini dikenal dengan e-life, artinya kehidupan ini
sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik. Dan sekarang ini
sedang semarak dengan berbagai huruf yang dimulai dengan awalan e seperti e-commerce,
e-government, e-education, e-library, e-journal, e-medicine, e-laboratory,
e-biodiversitiy, dan yang lainnya lagi yang berbasis elektronika.
C.
IPTEK Dalam Pandangan Iman Kristen
Adakah IPTEK dalam Alkitab?
Pertama,
dalam sejarah air bah dengan jelas bahwa Allah memerintahkan Nuh membuat
kapal untuk menyelamatkan ia dan keluarganya dari kebinasaan akibat air
bah dan kebobrokan moral dunia pada waktu itu. Dimensi ruang dalam kapal
ataupun bahan telah ditentukan oleh Allah (Kej 6:14-15).
Kedua,
ketika Musa diperintahkan untuk membuat Kemah Suci (Kel 25:9), Allah sendiri
telah menjadi arsitek yang merencanakan ruang-ruang, dimensi dan bahan untuk
kemah suci tersebut (Kel 25:1-27:21). Kemudian kita membaca bahwa
kemuliaan Allah memenuhi Kemah Suci tersebut (Kel 40:35).
Ketiga,
tentang Bait Suci dan istana yang dibangun oleh Salomo (1 Raj 7-8). Dari
contoh-contoh di atas dapat dilihat bahwa Allah tidak pernah menghalangi
ataupun menutup segala perkembangan IPTEK. Kita pun melihat dalam
contoh-contoh ini bahwa setiap teknologi selalu di kaitkan dengan keselamatan
dan maksud Allah terhadap manusia dan dunia.
Akan tetapi
di sisi lain, kita akan melihat bahwa Allah juga menentang setiap penciptan
teknologi yang bermotivasikan kebesaran diri, kelompok, ataupun bangsa.
Beberapa contoh dapat saya ketengahkan sebagai berikut:
Keempat,
ketika Allah memporak-porandakan Babel (Kej 11:1-9), yang ditentang bukanlah
pendirian kota dan menara Babelnya tapi motivasi mereka yang mencari nama dan
ingin menyamai Allah (Kej 11:4).
Kelima,
kemewahan, gemerlap teknologi di zaman Salomo dapat menyebabkan dia banyak
mengoleksi wanita asing sehingga dia kemudian jatuh kepada penyembahan berhala
(1 Raj 11:1-13).
Keenam,
Ketika murid-murid menunjuk pada bangunan Bait Suci, Yesus mengatakan bahwa
bangunan tersebut akan diruntuhkan (Mat 24:1-2).
Ketujuh,
Tuhan Yesus juga menentang penyalahgunaan fungsi Bait Suci yang dibangun selama
empat puluh enam tahun menjadi arena komersil (Yoh 2:16).
Dari
tinjauan Alkitab ini bisa disimpulkan bahwa IPTEK telah dimulai sejak awal
sejarah manusia. Manusia memiliki daya cipta IPTEK karena dia diciptakan
sebagai gambar Allah dan sebagai pribadi yang berakal budi. Allah sendiri
adalah pencipta alam semesta, pendorong dan pencetus ide terhadap lahirnya
IPTEK. Kita harus ingat bahwa Yesus sendiri adalah tukang kayu (Mrk 5:3). Ia
adalah seorang yang mengerti pondasi dan mekanika tanah (Mat 7:24-27).
Allah tidak pernah membatasi daya cipta dan kreasi manusia akan IPTEK. Namun
perlu juga dicatat bahwa ide dan tujuan penciptaan IPTEK dan produknya oleh
manusia akan dipengaruhi oleh pandangan-pandangannya terhadap Allah, manusia
dan alam semesta.
D.
Hasil-hasil IPTEK dan
Pengaruhnya Terhadap Kehidupan Manusia
Secara ringkas dapat disebutkan hasil positip dan
hasil negatip dari IPTEK. Secara positip, hasil dan penemuan teknologi
telah banyak memberikan manfaat dan kemudahan bagi umat manusia. Bila pada masa
lalu seorang perencana bangunan bertingkat memerlukan berhari-hari
ataupun berbulan-bulan dalam melakukan perhitungan-perhitungan struktur, kini
dengan bantuan software bisa dilakukan dengan waktu kurang dari seminggu
dalam kondisi ketelitian dan ketepatan yang jauh lebih tinggi. Demikian
pula perkembangan teknologi dalam dunia kedokteran telah banyak membantu
analisis dan penangan pasien secara lebih tepat dan cermat.
Dengan perkembangan video, TV, antene parabola,
satelit komunikasi, komunikasi antarkota, antarpulau dan bahkan antarbenua
bukan merupakan suatu kesulitan yang besar. Penginjilan pun dapat
dilakukan dengan mudah memakai hasil-hasil teknologi tersebut. Revolusi
dalam teknologi transportasi seperti pesawat terbang, kereta listrik, kapal
laut ataupun perkembangan mobil, telah memungkinkan suatu perjalanan yang
cepat, aman dan nyaman. Dunia rumah tangga juga mengalami terobosan
teknologi yang revolusioner, alat dapur, mesin cuci sampai pemotong rumput
telah banyak membantu manusia dalam menghemat waktu dan tenaga dalam
tugas-tugas rumah tangga.
Namun demikian harus pula kita akui bahwa di samping
keuntungan-keuntungan kita dapati pula kerugian-kerugiannya dari hasil
perkembangan IPTEK. Beberapa krisis yang dapat timbul, misalnya, sebagai dampak
IPTEK adalah:
Pertama, krisis sosial-ekonomi. Perkembangan teknologi
yang cepat akan memacu para produsen untuk terus mengadakan pembaruan terhadap
produknya agar mereka bisa menguasai pasar dan memiliki daya saing yang kuat di
pasaran. Ambilnya contoh suatu produk komputer dan software pada IBM-PC,
hampir setiap tahun mereka selalu menawarkan pembaruan dan produk baru.
Akibatnya, masyarakat mau tidak mau juga harus dipacu untuk terus hidup
mengikuti perkembangan teknologi. Untuk mengikuti perkembangan teknologi
perlu suatu biaya yang tidak kecil, sehingga hanya mereka yang memiliki
finansial yang kuat sajalah yang akan dapat mengambil manfaat dari perkembangan
teknologi tersebut. Di sisi lain, kemajuan teknologi juga banyak
mengurangi tenaga manusia untuk diganti dnegan tenaga mesin, sehingga krisis
pengangguran menjadi bagian yang tak terpisahkan dari suatu era teknologi.
Kedua, krisis media. Kemajuan dalam setiap
produk teknologi telah memungkinkan nilai-nilai yang amoral seperti ide-ide
pornografi, kekejaman dan sadistis dapat disalurkan dan dinikmati melalui TV,
video, disket komputer dan lain-lain, secara sempurna. Kenyataan ini
secara tidak langsung telah menawarkan model-model keriminalitas dalam suatu
masyarakat, sehingga mereka didorong melakukan hal yang sama, sehingga,
bukanlah hal yang mustahil bila masyarakat memasuki "nilai-nilai"
yang disesuaikan dengan teknologi yang ada. Sebagai contoh, hubungan seks
tanpa nikah saat ini merupakan hal yang normal bagi masyarakat karena mereka
banyak melihat model baik melalui koran, televisi ataupun film, baik dari luar
maupun dalam negeri. Lebih dari itu televisi menjadikan manusia memiliki
hobi baru, yaitu sebagai penonton; sedangkan waktu-waktu utnuk berdoa, bekerja
menjadi terabaikan karena acara-acara televisi lebih menarik perhatian.
Ketiga, krisis mental. Manusia menjadi egois,
tak pernah memperhatikan orang lain, memburu kemewahan dan kekayaan, memandang
rendah agama. Mentalitas lain yang berkembang dalam era teknologi saat
ini adalah mental kompromi, suatu mental yang menginginkan berpijak
pada dua dunia sekaligus. Mentalitas yang menerima dan berbuat
kenyataan yang salah meskipun dia mengetahui hal itu bertentangan dengan
nilai-nilai kebenaran. Inilah suatu era di mana banyak orang Kristen
kehilangan wajahnya sebagai orang percaya!
E.
TUGAS PENDIDIKAN KRISTEN
Dengan mencermati pengaruh teknologi
pendidikan melalui media televisi (sebagai salah satu contoh konkrit) sebagai
hasil dari perkembangan teknologi komunikasi, dimana telah dibuktikan oleh para
peneliti munculnya dampak negatif terhadap perilaku anak, dimana anak jadi the
gimmees, pengeksploitasian kekerasan, seksualitas, dan sikap serba materi,
mengidolakan atau bahkan memuja tokoh-tokoh TV yang tidak sesuai dengan
kepribadian dan nilai-nilai Kristen, sebagaimana telah dipaparkan di atas, maka
adalah salah satu tugas pendidikan Kristen untuk menanggulangi
dan menjembatani dari dampak baik dan buruknya sebuah teknologi pendidikan
secara khusus dalam konteks media televisi.
Berikut ada tiga usulan
saya yang dapat dilakukan oleh pendidikan Kristen dalam menanggulangi dampak
negatif dari teknologi dan dalam menjembatani hadirnya teknologi pendidikan di
tengah-tengah generasi-generasi Kristen. Ketiga usulan saya tersebut adalah:
Pertama,
pendidikan Kristen harus bersifat “gereja sentris”. Maksudnya, pendidikan
Kristen harus menjadi perpanjangan tangan gereja sebagai “agen” Allah di dunia
ini untuk memproklamasikan Injil kerajaan Allah yang bersifat holistik (Mat.
28:19-20). Pendidikan Kristen harus menjadi pelaku pemberita Injil, menjadikan
para peserta didik murid Tuhan Yesus. Yang kita ajarkan adalah firman Tuhan.
Firman Tuhan yang mengajarkan manusia “imago Dei” Allah (Kej. 1:26-27). Namun
dosa telah “merusak hubungan” manusia dengan Allah, dengan sesama dan dengan
dirinya sendiri (Kej. 3). Oleh sebab itu kemanusian anak didik harus di bawa
kepada Yesus untuk memulihkan kembali hubungannya dengan Allah, dimana Yesus
menjadi berita kabar baik yang menjiwai seluruh kegiatan pembelajaran: “Yesus
sebagai rahmat Allah bagi manusia berdosa untuk menerima pengampunan dosa.
Dimana Yesus telah mati di kayu salib untuk memberikan pengampunan dosa dan
bangkit pada hari ketiga, sesui dengan kitab suci dan nubuat kitab para nabi”
(1 Kor. 15:3-5). Pendidikan harus berusaha membawa pendidik dan peserta
didiknya belajar, yaitu belajar semakin mengenal Allah dalam berbagai aspek
hidupnya.
Pendidikan Kristen harus
merubah penekanannya kepada misi. Tanpa misi penginjilan, saya rasa sebaik
apapun kurikulum dan strategi pembelajaran yang diterapkan, anak didik tidak
akan pernah dapat keluar dari dampak-dampak buruk yang dilahirkan oleh
teknologi pendidikan media massa dan komunikasi dan media-media yang lainnya.
Kalau pun dapat ditanggulangi, solusinya tidak akan jauh dari usaha-usaha
memisahkan anak-anak didik dari teknologi itu sendiri, alias kembali menempuh
jalan kehidupan membiara dan atau monastisisme belaka. Menolak teknologi dan
anti modernitas.
Kedua,
pendidikan Kristen harus berorientasi pada formasi Spritual dari pada
berorientasi pada ilmu pengetahuan belaka (baca: mengkopi ulang pengetahuan
guru kepada murid).
Salah satu bidang yang
paling produktif dari pelayanan rohani adalah formasi spritual, secara khusus
formasi spritual yang berhubungan dengan anak-anak. Karena spektrum yang luas
dari permasalahan orang dewasa adalah kegagalan menggenapi kebutuhan dasar dari
anak-anak. Usia anak yang paling menentukan dalam pembentukan spritual adalah
anak yang berada di bawah duabelas tahun. Secara khusus yang paling menentukan
dimulai sejak dari masa pembentukan anak dalam rahim ibunya. Formasi Spritual
anak-anak harus dimulai setelah anak di Injili.
Pondasi Alkitab Alkitab
dari formasi spritual adalah proses perubahan bentuk secara terus-menerus
sehingga menjadi sama dengan Kristus. Tugas formasi spritual adalah proses
mencapai tujuan kedewasaan rohani. Kedewasaan rohani dicapai ketika
seorang Kristen secara terus-menerus menunjukkan kasih karunia Allah.
Kedewasaan rohani bukanlah sesuatu yang statis atau status akhir di mana
seorang Kristen sudah mencapai kesempurnaan. Jadi defenisi dari formasi
spritual adalah suatu proses yang disengaja, bersegi, perubahan bentuk
sebagaimana Kristus membentuk kita sehingga kita dapat menjadi seperti diri-Nya
secara terus menerus seperti Kristus mematangkan para murid (band. Mat. 5:8;
Flp. 3:12, 15).
Ketiga,
guru-guru Kristen harus menjiwai roh mentoring bagi peserta didiknya.
Mentoring, dimaksudkan sebagai usaha pembentukan ulang kehidupan berdasarkan
Alkitab. Hal ini tampak dalam Efesus 4:15, dimana kita didorong untuk “di dalam
segala sesuatu bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus yang adalah
Kepala.”
Guru hendaknya didorong
terlibat dalam hubungan-hubungan dengan anak didiknya sebagai: (1) model
peran. Guru bukan hanya ‘membicarakan’ bagaimana hidup saleh, melainkan
menunjukkan secara langsung bagaimana sebenarnya hidup saleh itu; (2) pengasuh.
Menyiratkan suatu proses pengembangan dimana guru mampu mengenali kemampuan,
pengalaman, kedewasaan psikology peserta didik yang sedang diasuhnya; (3)
kepedulian. Menunjukkan
kemampuan guru mengungkapkan perasaan keakraban, rasa
hormat, integritas.
DAFTAR PUSTAKA
http://feddyance-ely.blogspot.com/2011/07/iptek-dalam-pandangan-kristen.html
http://www.stt-kharisma.org/index.php?option=com_content&view=article&id=21%3Ateknologi-informasi-untuk-pendidikan-agama-kristen&catid=5%3Aartikel-pendidikan&Itemid=16
http://www.freewebs.com/mikhaelministry/Iptek%20dan%20Iman%20Kristen.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar